Rabu, 01 Desember 2010

Sejarah Kaizen no Matsuri

Kaizen no Matsuri adalah wadah apresiasi dan kreasi anggota ekstrakurikuler bahasa Jepang Nihon Go di SMA Negeri 5 Surakarta yang didirikan pada tahun angkatan 2001/2002 oleh Ibu Nuraini Agung Wijaya.

Logo Ekskul Kaizen

Ibu Nuraini Agung Wijaya, yang juga sering dipanggil sensei, merupakan salah seorang guru di SMA Negeri 5 Surakarta yang mengampu bidang Bimbingan Konseling. Latar belakang beliau yang pernah tinggal di Jepang ketika kuliah, menginspirasi beliau untuk membagikan ilmu berbahasa Jepang sekaligus kebudayaan positif bangsa Jepang seperti disiplin, semangat belajar, dan pekerja keras kepada para muridnya. Dengan pertimbangan itulah, akhirnya pada tahun angkatan 2001/2002 ekskul bahasa Jepang Nihon Go SMA Negeri 5 Surakarta resmi didirikan.

Berbekal semangat dan keinginan mengaktualisasikan aspirasi para murid yang tergabung dalam ekstrakurikuler bahasa Jepang Nihon Go, akhirnya pada angkatan 2002/2003 tepatnya pada tanggal 17-18 Januari 2003, Kaizen no Matsuri yang pertama digelar. Pada saat itu, nama Kaizen no Matsuri belum resmi dipakai, dan lebih sering disebut Japanese Festival atau Festival Jepang dengan Koni Setiawan sebagai ketua panitia sekaligus ketua ekskul Bahasa Jepang Nihon Go pada saat itu.

Berita Cetak Kaizen no Matsuri 1

Festival Jepang yang diadakan oleh ekstrakurikuler Nihon Go SMA Negeri 5 Surakarta sendiri mirip dengan festival budaya sekolah menengah di Jepang atau dalam bahasa Jepang disebut bunkasai. Pada awalnya, Festival Jepang menyajikan bermacam stand kebudayaan klasik Jepang seperti origami, tanabata, foto yukata, pemutaran film, dan pameran boneka khas Jepang Hinamatsuri yang sebagian besar merupakan benda koleksi dari Ibu Nuraini yang didapatkan ketika kuliah di Jepang.

Tidak menunggu waktu lama, pada semester selanjutnya festival kedua dari ekstrakurikuler Nihon Go SMA Negeri 5 Surakarta diadakan. Festival Jepang kedua tepatnya digelar pada tanggal 23-25 Juni 2003 dengan Dhika Chassandra Verryanto sebagai ketua ekskul sekaligus ketua panitia. Pada saat itu, pengunjung dari luar SMA Negeri 5 Surakarta semakin banyak yang hadir memeriahkan jalannya acara.

Berita Cetak Kaizen no Matsuri 2

Nama Kaizen no Matsuri sendiri mulai digunakan di Festival Jepang ketiga yakni pada tanggal 13-16 Januari 2004 dengan ketua ekskul sekaligus ketua panitia dijabat oleh Dhevi Enlivena. Festival kali ketiga ini merupakan festival Kaizen no Matsuri terlama yang pernah diadakan yakni selama 4 hari. Isi acara Kaizen no Matsuri ketiga ini juga bertambah variatif dengan adanya pagelaran Taiko atau seni bedhug tradisional Jepang dan karaoke sebagai pembuka acara.

Logo Pertama Kaizen no Matsuri

Stand igo untuk kali pertama diperkenalkan pada Kaizen no Matsuri 3, selain itu stand cafe juga diadakan kembali dengan area yang lebih besar. Kedua stand tersebut nantinya menjadi ciri khas tersendiri bagi event Kaizen no Matsuri ke depannya.

Pada event Kaizen no Matsuri ini selain dikunjungi oleh warga SMA Negeri 5 Surakarta juga dikunjungi oleh siswa sekolah lain, dari sekolah menengah hingga sekolah dasar, negeri maupun swasta. Hal tersebut disambut baik oleh sensei Nuraini, karena Kaizen no Matsuri sendiri merupakan ajang promosi bagi SMA Negeri 5 Surakarta, terutama bagi para siswa SMP atau SD agar lebih mengenal SMA yang bertempat di Mojosongo, Surakarta ini.

Poster Publikasi Kaizen no Matsuri 3

Unsur promosi ini nantinya akan terus berkembang, bahkan ada pula siswa baru SMA Negeri 5 Surakarta yang masuk karena ekstrakurikuler bahasa Jepang Kaizen dan event Kaizen no Matsuri yang telah bertahun-tahun diadakan.

Kaizen no Matsuri sendiri juga tercatat sebagai yang pertama atau pelopor festival Jepang di Surakarta. Dan mengingat usianya, bisa jadi Kaizen no Matsuri juga sebagai yang pertama di Indonesia sebagai festival Jepang yang diadakan oleh siswa SMA.